Pernyataan HIZBUT TAHRIR INDONESIA Tentang Keprihatinan terhadap Kondisi Negara

21 01 2011

Menilik berbagai persoalan aktual yang ada dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara dewasa ini, baik di lapangan ekonomi, politik, sosial, budaya, hukum maupun ideologi dan agama, tampak sekali bahwa pemerintah dan negara ini telah:

1.    Gagal menyejahterakan rakyat.

Meski disebut oleh pemerintah bahwa angka kemiskinan terus turun, tapi secara kasat mata masih sangat banyak rakyat yang hidup dalam kemiskinan. Hal ini tampak misalnya ada lebih dari 70 juta rakyat miskin yang masih menerima raskin. Bahkan kini tengah terjadi krisis pangan, harga kebutuhan pokok meroket, daya beli rakyat menurun, ekonomi makin sulit. Sebanyak 4 juta anak Indonesia kurang gizi. Rakyat terpaksa berutang, mengurangi makan atau makan seadanya seperti nasi tiwul (yang telah mengakibatkan 6 orang meninggal) atau bunuh diri.

2.    Gagal melindungi moralitas rakyat

Pornografi dan pornoaksi makin marak. Baik di dunia maya (internet) maupun di dunia nyata. Meski UU Pornografi telah diundangkan, tapi faktanya itu seperti macan ompong. Seks bebas seperti telah menjadi biasa. Lebih dari 51% pelajar di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), 54% di Surabaya, 47% di Bandung dan 52% di Medan  mengaku telah melakukan hubungan seks sebelum nikah. Hal ini terjadi juga pada laki-laki dan perempuan dewasa. Sehingga banyak terjadi kehamilan di luar nikah dan berujung pada aborsi.

3.    Gagal melindungi kekayaan rakyat

Kekayaan rakyat baik berupa minyak dan gas bumi, barang tambang maupun yang lainnya tidak banyak dinikmati oleh rakyat, tapi oleh segelintir orang, termasuk pihak asing melalui regulasi dan kebijakan yang tidak pro rakyat. Rencana pembatasan BBM bersubsidi misalnya, hanyalah akal-akalan pemerintah untuk memuluskan liberalisasi sektor migas dimana salah satu poin pentingnya adalah pencabutan subsidi. Bahwa rencana itu diperlukan untuk menekan subsidi tidaklah relevan karena faktanya yang lebih membebani APBN adalah pembayaran utang dan bunga utang serta keperluan lain. Misalnya, dana untuk 244 pilkada tahun 2010 sebesar Rp 55 Triliun, bandingkan dengan kebijakan pembatasan BBM subsidi yang hanya akan menghemat sekitar Rp 3,8 triliun.

4.    Gagal memberantas korupsi dan mafia hukum

Korupsi makin menjadi-jadi. Dan ironinya banyak dilakukan oleh para pejabat yang berlangsung makin massif dan sistemik. Lihatlah, 148 kepala daerah sekarang ini jadi tersangka korupsi, diantaranya adalah 17 Gubernur. Kasus korupsi melahirkan korupsi baru melalui mafia hukum yang bisa mengatur kepolisian, kejaksaan, kehakiman dan pengacara. Itulah yang membuat banyak kasus korupsi yang tidak terungkap. Kasus skandal Bank Century atau mafia Perpajakan adalah salah satunya.

5.    Gagal melindungi aqidah umat

Korban Pemurtadan dan Aliran Sesat terjadi dimana-mana. Hingga sekarang terdapat lebih dari 250 aliran sesat. Sementara, Ahmadiyah masih bebas bergerak padahal sudah dinyatakan sesat, serta Depag dan MUI sudah merekomendasikan untuk dibubarkan. Belum lagi berkembangnya berbagai tindak kemusyrikan serta paham Sepilis. Ini bukti bahwa negara gagal melindungi aqidah rakyat negeri ini yang mayoritas muslim.

6.    Gagal membawa rakyat kepada jalan yang diridhai Allah

Dan yang paling utama adalah dengan tetap setia pada sekularisme dan kapitalisme negara juga telah gagal membawa rakyat ini kepada jalan yang diridhai oleh Allah SWT. Memang diakui bahwa kemerdekaan ini adalah atas berkat dan rahmat Allah SWT, tapi pada faktanya pengakuan itu tidak diikuti dengan ketundukan pada segenap aturan-aturan-Nya. Tetap saja, syariahnya disisihkan dan hukum jahiliah dipertahankan.

 

Berkenaan dengan hal di atas, Hizbut Tahrir Indonesia menyatakan:

1.      Bahwa nyata, negara ini telah gagal menjalankan tugas pokok dan fungsi yang fundamental. Kegagalan ini disebabkan oleh dua faktor utama, yakni pemimpinnya yang tidak amanah serta buruknya sistem yang dipakai untuk mengatur negeri ini yakni sistem sekuler – kapitalisme. Oleh karena itu, bila benar-benar diinginkan perbaikan, maka tidak bisa tidak sistem yang telah gagal itu harus dibuang. Sebagai gantinya adalah sistem yang bersumber dari Dzat Yang Maha Benar, yang Maha Tahu sehingga tidak mungkin gagal, yakni syariah Islam. Juga harus dihadirkan pemimpin yang baik, yang mau tunduk pada syariah dan memimpin dengan penuh amanah.

2.      Bahwa di sinilah pentingnya seruan “Selamatkan Indonesia Dengan Syariah.” Karena hanya dengan penerapan syariah secara kaffah di bawah naungan Khilafah sajalah, seluruh aspek kehidupan rakyat dan negara ini dapat diatur dengan sebaik-baiknya sedemikian sehingga seluruh kebaikan yang dicita-citakan dapat terujud.  Oleh karena diserukan kepada seluruh komponen umat, untuk bersungguh-sungguh dengan penuh keikhlasan dan kesabaran  memperjuangkan tegaknya syariah dan Khilafah di negeri ini.

 

Jurubicara Hizbut Tahrir Indonesia

Muhammad Ismail Yusanto





Natalan Bukan Milik Yesus, tapi Hari Ulang Tahun Kelahiran Dewa Kafir

20 12 2010

Bagi umat Kristen, Natal 25 Desember adalah hari besar yang dirayakan dengan sepenuh suka cita dan kemeriahan. Hari ini diyakini sebagai peristiwa kelahiran Yesus Kristus ke dunia (Dies Natalis of Jesus Christ). Peringatan ini menjadi penting, karena mereka meyakini Yesus sebagai tuhan dan juru selamat. Dengan kata lain, perayaan Natal bagi umat kristiani adalah memperingati hari ulang tahun kelahiran tuhan.

Mengapa mereka merayakan hari ulang tahun kelahiran Yesus tanggal 25 Desember? Apakah Yesus benar-benar lahir tanggal 25 Desember?

Sebenarnya, semua teologi Kristen sepakat bahwa Yesus tidak lahir pada tanggal 25 Desember. Meski demikian, para teologi berselisih pendapat mengenai tanggal lahir Yesus.

1. Yesus lahir tanggal 14 Maret SM?

Ralph O. Muncaster, pendeta gereja Saddleback dalam bukunya ‘What Really Happe­ned Charistmas Morning’ menolak pendapat bahwa Yesus lahir pada tahun 1 Masehi dengan merujuk kepada pendapat para ahli lainnya. Menurut Josephus (sejarawan Yahudi), Yesus lahir pada tanggal 14 Maret tahun 4 Sebelum Masehi. Berdasarkan observasi astro­no­­­mis Johannes Kepler, Yesus lahir tahun 7 Sebelum Masehi. Sedangkan Tertulian, Irenaeus, Eusebius (bapak gereja) berpendapat bahwa Yesus lahir pada tahun 2 Sebelum Masehi.

2. Yesus Lahir Bulan April atau November?

Dr. J.L. Ch. Abineno menjelaskan bahwa Yesus mustahil lahir 25 Desember. Menurutnya, Yesus lahir pada bulan Maret, April atau November.

“Gereja-gereja merayakan Natal pada tanggal 25 Desember. Kebiasaan ini baru dimulai dalam abad ke-4. Sebelum itu Gereja tidak mengenal perayaan Natal. Terutama karena gereja tidak tahu dengan pasti kapan –pada hari dan tahun keberapa– Yesus dilahirkan. Kitab-kitab Injil tidak memuat data-data tentang hal itu. Dalam Lukas pasal 2 dikatakan bahwa pada waktu Yesus dilahirkan, gembala-gembala sedang berada di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam (ayat 8). Itu berarti, bahwa Yesus dilahirkan antara bulan Maret atau April dan bulan November” (Buku Katekisasi Perjanjian Baru, hal. 14).

3. Yesus Lahir Bulan September?

Pendeta Benyamin Obadyah, alumnus Jerusalem Center, Yerusalem, mengutip pendapat R.A. Honorof dalam bukunya The Return of the Messiah (1997), menyatakan bahwa Yesus lahir pada bulan September. Benyamin menulis: “Meskipun menurut Alkitab Yesus dikandung Maria dari karunia Allah (Lukas 1:35), tapi ia dikandung secara normal selama 40 minggu atau 9,5 bulan. Ini berarti, Yesus dilahirkan pada akhir bulan September atau awal Oktober dan saat itulah orang Yahudi merayakan Hari Raya Tabernakel… Hari raya ini jatuh setiap tanggal 15 bulan Tishri menurut kalendar Yahudi. Menurut kalendar internasional (Gregorian), tahun 1999 tanggal 15 Tishri bertepatan dengan tanggal 25 September. Jadi, umat Kristen yang memperingati Natal 25 Desember terlambat selama tiga bulan.”

4. Yesus Lahir Bulan Januari?

Ephiphanius dan Gereja Orthodox Timur memperingati Natal tanggal 6 Januari, lalu Gereja Katolik Ortodoks memperingati Natal tanggal 7 Januari, sedangkan Gereja Armenian memperingati Natal tanggal19 Januari.

Dari berbagai versi tanggal Natalan tersebut, tak satupun yang bisa dipercaya. Tabloid Victorius edisi Natal pernah mengungkapkan keheranannya tentang Natal yang misterius: “Entah kapan dan siapa tokoh pencetus hari Natal, hingga sekarang masih dicermati. Dan apa benar tanggal 25 Desember itu adalah hari kelahiran Yesus Kristus? Hal ini masih misterius”.

Karena kesimpangsiuran tanggal kelahiran Yesus itulah, seorang muallaf Wencelclaus Insan Mokoginta berani membuat sayembara terbuka berhadiah mobil BMW. “Jika ada yang bisa menunjukkan dalil dalam Alkitab bahwa Yesus lahir pada tanggal 25 Desember dan perintah untuk merayakannya, kami sediakan hadiah mobil BMW dan uang tunai 10 juta rupiah,” tulis Wencelclaus dalam buku Mustahil Kristen Bisa Menjawab.

Mengapa Natalan tanggal 25 Desember?

Gereja-gereja Barat merayakan Natal tiap tanggal 25 Desember karena mendapat pengaruh dari Roma. Setelah melalui perjalanan yang panjang, akhirnya sebagian besar gereja di dunia mengikuti tradisi Roma.

Mengapa 25 Desember? Latar belakang perayaan Natal berasal dari kebudayaan bangsa Romawi. Tanggal 25 Desember dipilih sebagai hari Natal Yesus semata-mata mengadopsi tradisi pagan, untuk menyesuaikan dengan hari perayaan penyembahan berhala yang populer pada saat itu.

Sebab 25 Desember adalah Natal dua dewa terkemuka pada masa purba, yaitu perayaan kelahiran Dewa Matahari bangsa Roma yang dikenal dengan perayaan Solis Invictus (matahari yang tak terkalahkan) dan Dewa Mithras (dewa matahari kebenaran dan kebijakan). Perayaan ini sangat berpengaruh dalam kebudayaan dan keagamaan di kekaisaran Romawi, sejak abad ke-10 hingga 7 sebelum Yesus lahir (Sebelum Masehi).

Perayaan Roman Saturnalia, suatu perayaan untuk menghormati Saturnus, Dewa Pertanian dan Pembaruan Kuasa Matahari, juga berlangsung pada tanggal 25 Desember.

Sejak abad ke-4 Masehi, Gereja Katolik mencaplok 25 Desember sebagai Natal Yesus Kristus untuk menggeser pesta kafir tentang perayaan kelahiran dewa, diganti sebagai natal Yesus sang pembawa terang. Dengan inkulturasi seperti ini, mereka berharap agar para paganis dengan mudah beralih menjadi penganut Kristen. Makanya, beberapa kebiasaan yang terdapat pada perayaan Natal, diperkirakan berakar dari perayaan penyembahan berhala-berhala ini.

Kaisar Constantin Agung berusaha mempersatukan berbagai golongan dan agama guna keseimbangan politis dan agamawi di kekaisarannya. Maka diperkenalkanlah tadisi Natal pertama kali di Roma tanggal 25 Desember 336 yang menggabungkan tradisi penyembahan matahari dalam Mithraisme dengan tradisi perayaan kelahiran Yesus dalam Kristen. Sejak saat itulah 25 Desember diadopsi perlahan-lahan untuk merayakan Natal kelahiran Yesus. Otomatis, latar belakang Mithraisme pada perayaan Sol Invictus masih melekat. Misalnya, matahari yang disembah dalam perayaan Sol Invictus, diganti dengan simbol bahwa Yesus adalah Sang Matahari Kebenaran Penerangi Dunia.

Untuk menampik tudingan perayaan tradisi kafir, biasanya para penginjil berkilah, “Kalau kini Natal dirayakan sepenuhnya untuk kepentingan rohani dan setiap orang Kristen dapat bertumbuh dewasa karenanya, maka kaitannya dengan sejarah agama purba itu tentu saja bisa diabaikan” (Majalah Kristen Rajawali edisi Desember Th. XII no. 12 hlm. 16).

Alasan ini sudah tidak relevan. Jauh-jauh hari Herbert W Armstrong (1892-1986), Pastur Worldwide Church of God yang berkedudukan di Amerika Serikat,  telah membantahnya dengan mengutip Catholic Encyclopedia: “Sinners alone, not saints, celebrate their birthday.” Hanya orang kafir, bukan orang-orang suci, yang merayakan hari ulang tahun mereka!!





Vonis Tidak Adil Terhadap Omar Khadr, Tahanan Termuda Guantanamo

19 12 2010

Vonis yang diputuskan atas Omar Khadr menunjukkan kepada dunia bagaimana rusaknya sistem liberal-demokrasi. Setelah 8 tahun penyiksaan, apakah mereka benar-benar mengharapkan orang untuk percaya bahwa Khadr mengaku bersalah atas kemauannya sendiri? Omar Khadr hanyalah korban dari sistem kapitalis yang mengorbankan tidak hanya kaum Muslim, tetapi juga warga Negara mereka sendiri. Hanya Khilafah yang dapat menawarkan sebuah sistem bagi semua manusia karena didasarkan pada wahyu dari Sang Pencipta.

Sebagaimana dilaporkan dalam Toronto Star, dengan pembelaan atas tuduhan “bersalah karena melemparkan granat ketika ia berumur 15 sehingga membuat Sersan Utama  Christopher Speer terluka parah, [Omar] Khadr dipidana karena percobaan pembunuhan, spionase, konspirasi dan memberikan dukungan material bagi terorisme”. Segera setelah pembelaanya itu, hakim militer memberikan hukuman 40 tahun – 15 tahun lebih berat dari yang dituntut oleh jaksa penuntut. Namun, karena kesepakatan antara Omar Khadr dan jaksa penuntutnya, ia akan menjalani 8 tahun penjara; setahun di Amerika dan sisanya di Kanada.
Bagaimana Anda menuduh pembunuhan atas seorang tentara?
Isu pertama adalah mempertanyakan tuduhan pembunuhan itu sendiri. Dari perspektif akal sehat, memberikan tuduhan pembunuhan dalam medan perang seperti membagi-bagikan tiket untuk ngebut pada perlombaan balap mobil. Tuduhan pembunuhan membuka isu bukan hanya atas Omar Khadr tetapi atas semua tahanan di Teluk Guantanamo: Mengapa mereka tidak diberikan status “tahanan perang (POW-Prisoner Of War)?‘ Tahanan Perang tidak boleh disiksa, dikenai tuduhan pembunuhan, dll karena seperti yang diakui tindakan yang mereka ambil adalah dalam konteks perang.
Dalam peristiwa global, Amerika telah mendapatkan kecaman keras karena perlakuannya terhadap para tahanan di Guantanamo, Bagram (di Afghanistan), dan Abu Ghraib (di Irak). Selain itu, Presiden Barack Obama telah menerima kritik hebat karena mundur dari janjinya untuk menutup penjara itu dalam waktu 1 tahun sejak ia mulai berkantor. Para pejabat Amerika membela pelanggaran hak-hak para tahanan itu dengan menyatakan bahwa mereka adalah para “pejuang ilegal (illegal combatant)” dan, karenanya tidak berhak atas perlindungan yang diberikan oleh Konvensi Jenewa.
Kasus ’standar ganda’ atau ada masalah yang lebih dalam?

Seseorang mungkin mengkritik perlakuan terhadap Khadr dan para tahanan lain di Guantanamo sebagai masalah “standar ganda”: satu standar bagi kaum Muslim dan standar lain bagi orang lain. Namun, standar ganda bukanlah masalah utama. Akar masalahnya adalah ide fundamental yang liberal-demokrasi yang didasarkan pada: bahwa manusia bebas melakukan apa saja yang dia inginkan dan Sang Pencipta tidak diperbolehkan campur tangan dalam urusannya. Sebagai hasilnya, ketika sebuah negara demokrasi menangani masalah Konvensi Jenewa, atau hukum lainnya, selalu dapat dibantah bahwa orang-orang yang menulis hukum itu tidak menyadari keadaan saat ini dan karena itu hukum tidak berlaku untuk situasi tertentu bagi mereka. Hasilnya adalah bahwa hukum tidak memiliki rasa keabadian (sense of permanence) apapun dan selalu berubah. Dari perspektif liberal-demokrasi, jika semua orang sejajar, maka hukum dapat diubah oleh siapa saja.

Kejanggalan dalam bukti terhadap Khadr

Meskipun ada kejanggalan yang jelas dari tuduhan pembunuhan itu sendiri, pemerintah Amerika sengaja merilis sebuah dokumen rahasia lima halaman, yang membuat keraguan apakah Khadr benar-benar melemparkan granat yang menewaskan Speers. Sebagaimana dilaporkan dalam Toronto Star, dokumen tersebut mengungkapkan sebagai berikut:
• Tak seorang pun sebenarnya melihat Omar Khadr melemparkan granat, sedangkan operator Amerika mengklaim bahwa ini berdasarkan penilaian Khadr sendiri atas situasi itu.
• Selama bertahun-tahun, tetap dipertahankan sebagai fakta absolut bahwa Khadr melemparkan granat karena ia adalah satu-satunya yang hidup di medan perang. Namun, laporan rahasia tadi mengungkapkan bahwa para pejuang lain ditemukan hidup selama baku tembak tersebut – dengan demikian membuka kemungkinan bahwa para pejuang itu bisa saja yang melemparkan granat, bukan Khadr.

  • Punggung Khadr menghadap Speers ketika ia tertembak. Bagaimana dia bisa melempar granat jika ia menghadap ke arah yang salah?

Vonis Bersalah: Sepotong Sandiwara
Vonis bersalah yang dituntut oleh jaksa penuntut sebagai bukti atas kesalahannya benar-benar merupakan sandiwara. Kepala Jaksa Penuntut Guantanamo John Murphy menyatakan, “Dia divonis atas kata-katanya sendiri.” Apakah mereka benar-benar mengharapkan setiap individu untuk percaya bahwa, setelah bertahun-tahun penyiksaan, Omar Khadr mengaku bersalah yang keluar dari pengakuan sendiri?

Selama bertahun-tahun Khadr dipertahankan bahwa dia tidak akan pernah mengaku bersalah. Selain itu, Dennis Edney (Pengacara Kanada Khadr), “percaya bahwa Khadr tidak bersalah dan tidak punya pilihan dalam kasus itu”. Pada titik ini, Khadr telah membuat keputusan: apakah mengambil kesepakatan pembelaan dan menjalani 8 tahun lagi, 7 tahun akan dijalankan di Kanada atau mati di penjara Amerika sebagai seorang tua! Semoga Allah SWT mengasihani dia dan setiap Muslim yang telah menghadapi fitnah yang luar biasa seperti itu!

Pengakuan bersalah itu dipaksa keluar dari mulut Khadr untuk menutupi tahun-tahun perlakuan tidak manusiawi yang dijatuhkan oleh pemerintah Amerika untuk seorang remaja. Siksaan penuh dihadapi oleh Omar hanya dikenal kepada Allah SWT tetapi kita mengetahui sebagai berikut:

  • Setelah tertangkap, dia diinterogasi – saat ditandu. Pada pernyataan sumpah Khadr sendiri, ia merasakan begitu sakit dari luka-lukanya sehingga ia tidak bisa berdiri, namun ia diinterogasi. Interogasi dilakukan secara kasar sehingga pada suatu kesempatan para interogatornya menyambar dan menariknya dari tandunya, sehingga melukai lututnya.

• Khadr mengeluh kepada para pejabat Kanada tentang pengobatannya: luka-luka yang dideritanya dalam baku tembak, pada mata dan bahunya menjadi terinfeksi. Darah yang merembes keluar dari luka-lukanya hanya dapat diusap dengan kemejanya.

  • Dia mengalami kurang tidur karena penyiksaan dan terus-menerus bergerak dari satu blok sel ke blok sel yang lain. Setiap tiga jam dia akan pindah dan memiliki teman-teman sel baru dan kurang tidur terus menerus.

• Sebuah artikel di Commondreams.org mencatat hal berikut yang dilakukan pada Khadr: “Khadr menyatakan bahwa ia terbelenggu dalam posisi yang menyakitkan dan dibiarkan sampai sepuluh jam dalam sel yang membekukan, diancam dengan perkosaan dan akan dipindahkan ke negara lain di mana ia bisa diperkosa, dan pada satu kesempatan tertentu, ketika ia telah ditinggalkan dalam posisi kaki dan tangan terbelenggu yang menyakitkan sampai ia buang air kecil pada dirinya sendiri: “Polisi Militer menuangkan minyak pinus di lantai dan pada saya, dan kemudian, dan dengan  terbaring pada perut dan tangan dan kaki diborgol di belakang badan saya, polisi militer itu menyeret saya bolak-balik melalui campuran air seni dan minyak pinus di lantai. Kemudian, saya dimasukkan kembali ke sel saya, tanpa diizinkan mandi atau ganti pakaian. Saya tidak diberi baju ganti selama dua hari. Mereka melakukan ini padaku saya beberapa minggu kemudian. ”

http://www.andyworthington.co.uk/2010/07/16/defiance-in-isolation-the-last-stand-of-omar-khadr/

Karena perlakuan ini, apakah merupakan kejutan kepada siapa pun bahwa ia akan mengaku bersalah keluar dari mimpi buruk ini? Untuk saat ini, Omar Khadr berbeda dengan pernyataan sumpahnya tahun 2008 menyatakan “Selama interogasi ini, semakin banyak pertanyaan dan semakin saya memberinya jawaban yang ia inginkan, semakin sedikit [KATA-KATA disensor] pada saya. Saya langsung tahu bahwa saya hanya akan memberitahu mereka apa pun yang saya pikir mereka ingin dengar untuk mencegah mereka dari hal yang menyebabkan saya [KATA-KATA disensor].”
Jangan mengharapkan keadilan atau kasih sayang dari demokrasi

Pelecehan, penyiksaan, dan penindasan Omar Khadr menggambarkan bagaimana sistem liberal-demokrasi berada di luar batas penebusan. Sebuah negara yang berani mengklaim bahwa ada seorang yang menjadi subjek perlakuan tidak manusiawi terus menerus selama 8 tahun dan dinyatakan bersalah karena kata-katanya sendiri adalah sebuah negara yang telah kehilangan kredibilitas. Apa yang terjadi pada Omar Khadr menggambarkan kebencian belaka dan kebencian bahwa sistem tersebut berlaku bagi manusia, terutama Muslim. Tidak seorang pun, khususnya umat Islam, yang harus mengharapkan keadilan, belas kasihan atau rahmat datang dari sistem ini.

Ini hanya satu contoh dari teror sistematis liberal-demokrasi yang dilakukan atas kaum Muslim. Sebagaimana juga pemboman dan pembantaian atas Muslim di Irak, Afghanistan, dan Palestina tidaklah cukup kejam, CIA benar-benar membom dan membunuh korban banjir di Pakistan! MSNBC melaporkan pada tanggal 23 Agustus 2010: “Setelah gangguan berminggu-minggu yang disebabkan oleh musim hujan yang melanda Pakistan, CIA dalam beberapa hari terakhir telah mengambil langkah dengan serangan rudalnya terhadap kaum militan Islam, dengan serangan balas dendam terhadap target teror yang telah dilaporkan menewaskan 26 orang, termasuk 7 warga sipil, di wilayah barat laut negara itu. “

Selain kebrutalan yang jelas terhadap kaum Muslim, kita juga harus yakin bahwa sistem demokrasi liberal-tidak memiliki belas kasihan terhadap warga mereka sendiri. Pada tahun 2009 saja, 2,8 juta orang di Amerika menerima pemberitahuan penyitaan. Untuk memasukkan angka ini pada perspektif yang lebih baik, rata-rata tiap hari pada tahun 2009, 7.500 + keluarga menjadi tunawisma! Ketika hal ini terjadi, miliaran dolar telah dikucurkan kepada bank-bank untuk menyelamatkan mereka, sementara hampir tidak ada yang dilakukan untuk membantu rata-rata keluarga Amerika. Jika sistem ini bisa begitu kejam kepada warga mereka sendiri, apa yang lebih baik yang mungkin kaum muslim dapat harapkan darinya?

Islam: Mercu Suar Cahaya Bagi Kaum Muslim dan Non-Muslim

Satu-satunya solusi bagi kaum Muslim adalah bekerja untuk menegakkan kembali Khilafah Rashida di negeri Islam sesuai dengan metode Rasulallah SAW. Meskipun sebagian orang melihat Khilafah sebagai solusi yang jauh dan tidak bisa diraih, kenyataannya adalah bahwa tanpa Khilafah kita tidak memiliki keamanan, rumah, dan tidak ada kewenangan untuk mengubah dunia ini dalam menghadapi tirani dan penindasan – suatu fakta yang disadari Omar Khadr.
Seperti yang diriwayatkan, Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya, Imam adalah perisai, di belakangnya kaum Muslim berperang dan melindungi diri mereka sendiri.” [Muslim]

Juga, Khilafah merupakan tempat penampungan bagi siapa saja yang mencari perlindungan dari Negara Khilafah. Bagi jutaan orang yang kehilangan tempat tinggal oleh sistem kapitalis, siapakah, selain otoritas Islam, yang dapat mereka harapkan? Sistem mereka sendiri telah mencampakkan mereka. Syariah bahkan lebih jauh telah menawarkan hak tawanan perang (POW) yang ditangkap dan dimiliki oleh Negara. Negara Khilafah tidak memiliki hak untuk selamanya menahan para tawanan perang atau menyiksa mereka. Lebih penting lagi, tidak ada yang dapat mengubah hukum – karena ia berasal dari Allah SWT. Para tahanan diberi kemampuan untuk membebaskan diri dengan menyediakan beberapa jenis manfaat kepada negara. Sebagai alternative, pengaturan dapat dibuat dengan negara yang mengirim mereka (misalnya pertukaran tahanan, dll). Sebagai contoh, setelah Perang Badar, para tawanan perang itu bebas untuk pergi jika mereka mengajar 10 orang bagaimana cara menulis. Juga, jika para tawanan perang itu untuk memilih Islam atas kehendak mereka sendiri, maka mereka akan dibebaskan. Hal ini didasarkan pada ayat berikut:

فَإِذَا لَقِيتُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا فَضَرْبَ الرِّقَابِ حَتَّىٰ إِذَا أَثْخَنْتُمُوهُمْ فَشُدُّوا الْوَثَاقَ فَإِمَّا مَنًّا بَعْدُ وَإِمَّا فِدَاءً حَتَّىٰ تَضَعَ الْحَرْبُ أَوْزَارَهَا

Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir (di medan perang) maka pancunglah batang leher mereka. Sehingga apabila kamu telah mengalahkan mereka maka tawanlah mereka dan sesudah itu kamu boleh membebaskan mereka atau menerima tebusan sampai perang berhenti. (QS. Muhammad 47:4)

Allah SWT telah mewajibkan tentara Negara Islam untuk memperlakukan tahanan yang ditangkap dengan hati-hati. Allah SWT berfirman:

وَيُطْعِمُونَ الطَّعَامَ عَلَىٰ حُبِّهِ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا
إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنْكُمْ جَزَاءً وَلَا شُكُورًا
إِنَّا نَخَافُ مِنْ رَبِّنَا يَوْمًا عَبُوسًا قَمْطَرِيرًا

Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.

[al-Insaan, 76:8-10]

Akibatnya, ketika tentara Negeri Islam memberi makanan kepada para tawanan mereka bahkan tidak seharusnya mengharapkan terima kasih dari tawanan perang. Contoh ini dapat dilihat setelah pertempuran besar Badar, ketika para tahanan perang dari Quraisy dibawa kepada Rasulullah SWT yang memberikan mereka untuk dalam tahanan individu Muslim. Rasulullah SAW  bersabda, “Perlakukan mereka dengan baik.” Di antara para tahanan adalah Abu ‘Aziz bin’ Umair, saudara  Mus’ab bin Umayr (ra) ‘. Abu ‘Aziz meriwayatkan apa yang terjadi: “Aku berada di antara sekelompok kaum Ansaar … Setiap kali mereka makan siang atau makan malam mereka akan memberi saya roti dan kurma untuk makan sebagai ketaatan kepada perintah Rasul SAW yang menyuruh mereka untuk memperlakukan kita dengan baik. “

Semoga Allah SWT membawa kembali perisai umat ini dan tumpuan harapan bagi umat manusia.

أَلَيْسَ اللَّهُ بِأَحْكَمِ الْحَاكِمِينَ

Bukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya?

[At-Tin, 95:8]

Sumber: www.khilafah.com





Motif Ekonomi, Cina Sekulerkan Muslim Indonesia

17 12 2010

Jakarta. Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Muhammad Ismail Yusanto mengaku kaget ternyata Cina pun setali tiga uang dengan Amerika dan Barat yang konsisten mengupayakan agar Muslim di Indonesia tetap sekuler.

“Hanya mungkin yang sedikit mengagetkan itu mengapa Cina juga ikut,” ujarnya kepada mediaumat.com, Kamis (16/12) sore di Jakarta menanggapi bocoran sebuah kawat rahasia dari Kedubes AS di Beijing yang diungkap situs bocoran rahasia Wikileaks baru-baru ini. Dalam kawat tersebut dinyatakan bahwa Beijing berusaha untuk mempromosikan Islam sekuler di Indonesia.

Meski demikian, Ismail pun bisa mengerti karena Cina saat ini sudah mulai mendominasi menjadi kekuatan ekonomi kapitalis baru. “Sebagai sebuah negara, meski secara internal ideologi dalam negerinya itu komunis tetapi dia sudah menjelma menjadi sebuah negara kapitalis,” Ujar Ismail.

Sama dengan negara-negara kapitalis lainnya, kepentingan politik dan ekonomi Cina akan mulus bila Indonesia ini tetap sekuler. Karena selama negeri yang berpenduduk Muslim ini menjadikan Islam sebagai agama ritual saja— bukan sebagai Islam kafah yang mengurusi masalah politik, ekonomi dan ruang publik lainnya— maka kepentingan politik dan ekonomi negara-negara kapitalisme itu akan tetap terjaga.

Menurut Ismail, disitulah titik persoalannya. Karena bila Indonesia menerapkan Islam kafah atau menjelma menjadi Negara Islam mereka itu kuatir tidak bisa lagi mewujudkan kepentingan politik dan ekonomi mereka. “Padahal bila Indonesia menjelma menjadi Negara Islam sebenarnya mereka tetap bisa berhubungan secara politik dan ekonomi,” jamin Ismail.

Hanya bedanya memang mereka tidak bisa lagi bertindak sesuka hati. “Tidak bisa lagi mendominasi, apalagi kemudian melakukan eksploitasi seperti yang selama ini terjadi, karena mereka berhadapan dengan negara ideologis!” tegas Ismail.[]





Pengemban sistem kufur adalah orang-orang bodoh dan laksana hewan

11 12 2010

Demokrasi yang sejatinya adalah kedaulatan di tangan rakyat, dimana rakyat (manusia) boleh membuat hukum. Faktanya, banyak kaum muslimin yang mengemban sistem kufur ini. Tidak sedikit dari mereka berdalih ingin memperjuangkan hukum-hukum Allah melalui sistem ini. Namun pada prakteknya mereka tidak bisa. Dengan alasan jumlah suara mereka masih sedikit, mereka hasilkan hukum-hukum yang bertentangan dengan hukum-hukum Allah. Padahal yang mereka lakukan adalah memusyawarahkan hukum-hukum Allah yang bersifat qath’i (pasti), yang mana Rasulullah tidak pernah melakukan hal ini (memusyawarahkan hukum-hukum Allah yang bersifat qath’i). Mereka tidak menggunakan mata dan pendengaran mereka untuk memahami hukum-hukum Allah. Dalam hal ini, Islam memberikan cap bagi mereka sebagai orang-orang bodoh dan seperti hewan ternak.
Pengemban sistem kufur adalah orang-orang bodoh

سنن ابن ماجه – juz 12/ 44
4026 – حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ قُدَامَةَ الْجُمَحِيُّ عَنْ إِسْحَقَ بْنِ أَبِي الْفُرَاتِ عَنْ الْمَقْبُرِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ, قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتُ يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ قِيلَ وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ قَالَ الرَّجُلُ التَّافِهُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ

“ Dari Abu Hurairah ra, : Rasulullah saw bersabda : “ akan datang di tengah2 masyarakat tahun tahun, penipu dibenarkan, orang jujur didustakan, pengkhianat diberi amanah, orang yg amanah dikhianati, dan pada masa itu orang ruwaibidhoh berbicara, ditanyakan: ” apa itu ruwaibidhoh ? Bersabda Nabi saw : ” laki laki bodoh (berfikiran sempit, rendahan) mengurusi urusan umum. (menjadi penguasa).

مسند أحمد – (ج 28 / ص 468)
13919 – حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنِ ابْنِ خُثَيْمٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ سَابِطٍ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِكَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ أَعَاذَكَ اللَّهُ مِنْ إِمَارَةِ السُّفَهَاءِ قَالَ وَمَا إِمَارَةُ السُّفَهَاءِ قَالَ أُمَرَاءُ يَكُونُونَ بَعْدِي لَا يَقْتَدُونَ بِهَدْيِي وَلَا يَسْتَنُّونَ بِسُنَّتِي فَمَنْ صَدَّقَهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَأُولَئِكَ لَيْسُوا مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُمْ وَلَا يَرِدُوا عَلَيَّ حَوْضِي وَمَنْ لَمْ يُصَدِّقْهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَلَمْ يُعِنْهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَأُولَئِكَ مِنِّي وَأَنَا مِنْهُمْ وَسَيَرِدُوا عَلَيَّ حَوْضِي

Sesungguhnya Nabi Saw berkata kepada Ka’ab bin ‘Ujrah :” Aku mohon perlindungan kepada Allah untukmu (Ka’ab ibn ’Ujrah) dari imaratus sufahaa, Ka’ab bin ’Ujrah bertanya: ” Siapakah imarotus sufahaa (para pemimpin yang bodoh) itu yaa Rasulallah ?
Rasul saw menjawab : ” Para pemimpin yang datang sesudahku,.. mereka tidak memimpin/ menuntun rakyatnya dengan petunjuk-ku, laa yastannuuna–tidak menerapkan aturan(system) dengan sunnah sunnah-ku,
Maka siapa saja yang membenarkan dusta dusta pemimpin seperti itu, dan membantu ke-dzoliman mereka, maka mereka (umat seperti itu) bukan golongan-ku dan akupun bukan bagian dari mereka, dan mereka tidak akan bersamaku masuk surga Haudhiy (Nahru al-Kautsar / telaga al-Kautsar)
Namun siapa saja yang tidak membenarkan atas dustanya dan tidak membantu atas kedzolimanya, maka mereka itu adalah golongan-ku dan aku-pun bagian dari mereka, dan mereka akan bersamaku memasuki telaga Haudhiy (telaga al-Kautsar).

Laksana hewan

Allah swt. berfirman dalam surat Al-A’raf ayat 179 :

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيراً مِّنَ ٱلْجِنِّ وَٱلإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لاَّ يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لاَّ يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لاَّ يَسْمَعُونَ بِهَآ أُوْلَـٰئِكَ كَٱلأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُوْلَـٰئِكَ هُمُ ٱلْغَافِلُونَ

Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.

Imam al-Hafidzh ibnu Abdil Bar berkata : “Sungguh ada orang-orang yang sikap dan perilakunya menyerupai hewan peliharaan. Sebagaimana manusia, hewan memiliki pendengaran dan penglihatan. Dia cekatan dan tanggap atas setiap musibah yang akan menimpa hartanya dan jabatannya. Dan jika musibah itu menimpa agamanya, ia tidak menyadarinya. (Majaalis wa unsu majalis, juz 1/169)

CELAKALAH ORANG-ORANG YANG MEMBENARKAN DAN MENGIKUTINYA.
Wallahu a’lam.





Dokumen Rahasia: Bush Tahu Tahanan Guantanamo Tak Bersalah, Tapi Membiarkan

13 04 2010

WASHINGTON-Mantan presiden AS George W Bush mengetahui banyak tahanan di Teluk Guantanamo tak bersalah tapi menolak membebaskannya karena alasan politik, kata seorang pembantu senior Colin Powell dalam dokumen yang disiarkan pekan lalu. Tuduhan tersebut disampaikan oleh pensiunan kolonel Angkatan Darat AS Lawrence Wilkerson, yang pernah menjadi kepala staf Powell, menteri luar negeri pertama Bush, di dalam tuntutan pengadilan oleh seorang mantan tahanan Guantanamo.

Pernyataan ini sebetulnya bukan hal baru. Tuduhan itu pertama kali disiarkan oleh The Times di London, namun para pejabat berwenang bungkam saat dikonfirmasi.

Dalam satu pernyataan yang bertanggal 24 Maret, Wilkerson menuduh wakil presiden Bush, Dick Cheney, dan menteri pertahanan Donald Rumsfeld mengetahui bahwa kebanyakan tahanan yang disekap di kamp tahanan AS pada 2002 tak bersalah tapi percaya “secara politik tak mungkin untuk membebaskan mereka”. Wilkerson mengatakan ia membahas masalah tersebut dengan Powell, yang melepaskan jabatannya pada 2005.

“Saya mengetahui bahwa pendapatnya ialah bukan hanya wakil presiden Cheney dan menteri Rumsfeld, tapi juga presiden Bush yang terlibat dalam pengambilan keputusan Guantanamo,” tulis Wilkerson. “Banyak narapidana yang ditahan di Guantanamo telah dipenjarakan tanpa peduli apakah mereka benar-benar musuh atau tidak.”

Hingga akhir Agustus 2002 “saya mendapati bahwa sebanyak 742 tahanan pertama yang telah tiba di Guantanamo, mayoritas di antara mereka dalam proses penahanan awal mereka dan kapasitas mereka belum menjadi sasaran kajian berarti apa pun”.

Anak-anak yang berusia 12 dan 13 tahun dan orang tua yang berusia 92 atau 93 tahun telah dikirim ke Guantanamo, kata Wilkerson, dan dijual kepada pasukan AS dengan harga 5.000 dolar per kepala. Seringkali benar-benar tak ada bukti pasti yang mengaitkan tahanan yang diserahkan tersebut, sehingga tak ada metode sesungguhnya yang diketahui mengapa narapidana telah ditahan, katanya.

Cheney dan Rumsfeld tak ingin membebaskan orang yang tak bersalah karena mereka khawatir tindakan itu akan mengungkap operasi penahanan yang sangat membingungkan itu, kata Wilkerson.
“Pendapat mereka ialah orang yang tak bersalah merana di Guantanamo selama bertahun-tahun dibenarkan oleh perang yang lebih luas melawan teror dan penangkapan sedikit pelaku teror yang bertanggung jawab atas serangan 11 September, atau tindakan lain terorisme,” kata Wilkerson.

Penahanan mereka dipandang tak dapat diterima kalau itu mengarah kepada gambaran intelijen yang lebih lengkap dan memuaskan sehubungan dengan Irak, sehingga membenarkan rencana pemerintah untuk mengobarkan perang melawan negeri tersebut, katanya.

Wilkerson juga menuduh Cheney sama sekali tak peduli bahwa kebanyakan tahanan Guantanamo tak bersalah. Cheney dikatakan tak peduli bahwa ratusan orang yang tak bersalah harus menderita agar dapat menahan sejumlah pelaku teror kelas berat.

Pernyataan Wilkerson diajukan untuk mendukung Adel Hassan Hamad, pria Sudan yang ditahan di Teluk Guantanamo dari Maret 2003 sampai Desember 2007. Ia menyatakan ia disiksa oleh agen-agen AS dan mengajukan tuntutan kerugian pada Kamis. (republika.co.id, 12/4/2010)





Banyak Pegawai Pajak Miliki Uang Melebihi Gayus

7 04 2010

JAKARTA — Kabareskrim Mabes Polri Komjen Ito Sumardi mengatakan, pihaknya telah menerima banyak laporan hasil analisis (LHA) dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengenai harta kekayaan para pegawai Direktorat Jenderal Pajak. Menurut Ito, dari laporan itu, tidak sedikit yang jumlah harta kekayaannya melebihi Gayus Halomoan Tambunan.

“Banyak,” ucap Ito di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian di Jakarta, Selasa (6/4/2010), ketika ditanya apakah ada rekening pegawai pajak yang jumlahnya melebihi Gayus.

Namun, kata Ito, laporan dari PPATK itu memerlukan waktu untuk proses penyelidikan agar ditentukan dapat diteruskan ke tingkat penyidikan atau tidak. Menurut dia, tidak sedikit dari laporan PPATK itu terbukti bukan hasil tindak pidana setelah dilakukan penyelidikan.

“Jadi laporan PPATK bukan alat bukti, hanya merupakan petunjuk. Kalau ada aliran dana mencurigakan, itulah tugas kita. Setiap ada LHA dari PPATK selalu kami tindak lanjuti,” jelas dia.

Laporan mana dari PPATK yang bisa ditindaklanjuti? “Ada beberapa laporan yang disampaikan. Sementara ini ada suatu ketentuan, yakni kerahasiaan dalam penyampaian LHA,” jawab dia.

Seperti diberitakan, dari laporan PPATK, Gayus memiliki uang di rekeningnya berjumlah sekitar Rp 25 miliar. Dana itu dicurigai karena Gayus hanya pegawai golongan III A. Kemudian, hasil penyelidikan saat ini, uang itu diduga hasil tindak pidana. (kompas.com, 6/4/2010)





Haram Berdiam Diri Dari Menegakkan Khilafah Dengan Alasan Menunggu Imam Mahdi

4 03 2010

Dalam kitab “Masâil Fiqhiyyah Mukhtârah”, cetakan kedua (2008), karya Syaikh Abu Iyas Mahmud Abdul Lathif bin Mahmud (Uwaidhah), terdapat jawaban atas pertanyaan seputar Imam Mahdi dan aktivitas untuk menegakkan Khilafah. Mengingat pentingnya masalah ini, maka tulisan ini kami persembahkan kepada para pengunjung situs agar semua dapat mengambil faedah darinya, in sya’ Allah, jika Allah SWT berkehendak. Pertanyaannya: Tidak sedikit di antara kaum Muslim—khususnya mereka yang masih kental dengan kehidupan beragama—yang menyakini bahwa Khilafah akan kembali tegak. Dan Khilafah yang akan tegak kembali itu adalah Khilafah ‘ala minhaji an-nubuwah, Khilafah yang sesuai dengan metode kenabian, yang mereka maksudkan dengan itu adalah Khilafah Rasyidah. Namun, aku tidak melihat mereka itu melakukan aktivitas untuk menegakkan Khilafah ini. Apabila mereka ditanya tentang alasan mengapa mereka berdiam diri (tidak melakukan) aktivitas menegakkan Khilafah, maka mereka menjawab bahwa Imam Mahdi-lah kelak yang akan menegakkannya. Dan sebelum datangnya Imam Mahdi, Khilafah tidak akan pernah tegak. Oleh karena itu, tidak perlu menyeru mereka untuk beraktivitas menegakkan Khilafah. Sehingga, pertanyaannya: Apakah Khilafah akan tegak secara nyata; dan apakah Imam Mahdi yang akan menegakkannya? Jawab: Sesungguhnya pernyataan bahwa Khilafah akan tegak adalah pernyataan yang benar, yang ditunjukkan oleh banyak sekali hadits dari Nabi SAW, dan hadits-hadits itu semuanya shahih atau hasan. Mengingat, hadits-hadits itu tidak ada yang mutawatir, maka masalah ini tidak boleh dijadikan sebagai sebuah keyakinan. Sehingga, pernyataan bahwa kaum Muslim meyakini bahwa Khilafah akan tegak adalah pernyataan yang tidak benar. Sebab, keyakinan itu harus dibangun berdasarkan ayat Al-Qur’an atau hadits mutawatir. Sementara berdirinya Khilafah terdapat dalam hadits-hadits shahih dan hasan, bukan hadits mutawatir. Sehingga, tidak boleh menjadikan berdirinya kembali Khilafah sebagai sebuah keyakinan. Namun, kami membenarkan akan berdirinya kembali Khilafah dengan pembenaran yang tidak pasti; kami katakan bahwa Khilafah akan tegak kembali dengan izin Allah. Berikut ini hadits-hadits terkait masalah tersebut: Pertama. Dari Sauban radhiyallahu ‘anhu berkata: Bersabda Rasulullah SAW: إِنَّ اللهَ زَوَى لِي اْلأَرْضَ فَرَأَيْتُ مَشَارِقَهَا وَمَغَارِبَهَا وَإِنَّ أُمَّتِي سَيَبْلُغُ مُلْكُهَا مَا زُوِيَ لِي مِنْهَا “Sesungguhnya Allah telah mengumpulkan (memperlihatkan) bumi kepadaku. Sehingga, aku melihat bumi mulai dari ujung Timur hingga ujung Barat. Dan umatku, kekuasaannya akan meliputi bumi yang telah dikumpulkan (diperlihatkan) kepadaku….” (HR. Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dan Tirmidzi) Sabda beliau, “umatku, kekuasaannya akan meliputi bumi yang telah dikumpulkan (diperlihatkan) kepadaku” belum terrealisasikan hingga sekarang. Sebab, kaum Muslim belum pernah menguasai bumi mulai ujung Timur hingga ujung Barat hingga sekarang. Dan ini akan terjadi di masa yang akan datang. Sehingga ini menjadi isyarat akan berdirinya negara bagi kaum Muslim yang akan menaklukkan bumi mulai dari ujung Timur bumi hingga ujung Baratnya. Kedua. Dari Ibnu Umar radhiyallahu ’anhu berkata: Aku telah mendengar Rasulullah SAW bersabda: إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ وَرَضِيتُمْ بِالزَّرْعِ وَتَرَكْتُمْ الْجِهَادَ سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ ذُلًّا لَا يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُمْ ”Jika kalian telah berjual-beli dengan cara ’înah (penjualan secara kredit dengan tambahan harga); dan kalian telah mengambil ekor sapi, lalu kalian (lebih) suka bertani, hingga kalian meninggalkan jihad, maka (ketika itu) Allah menimpakan kepada kalian kehinaan, Allah tidak akan mecabutnya sampai kalian kembali ke agama kalian.” (HR. Abu Dawud) Sabda beliau, ”sampai kalian kembali ke agama kalian” artinya adalah sampai kalian kembali melaksanakan ajaran agama, dan menerapkannya untuk semua urusan kehidupan kalian. Dengan demikian, hadits ini merupakan bisyârah (kabar gembira) dari Rasulullah SAW bahwa kaum Muslim akan kembali lagi menerapkan agamanya secara kâffah, menyeluruh, setelah sebelumnya mereka meninggalkannya. Ketiga. Dari Abu Qabil yang berkata: Kami berada di sisi Abdullah bin Amr bin Al-Ash radhiyallahu ’anhu. Lalu, ia ditanya tentang manakah di antara dua kota yang akan ditaklukkan pertama, Konstantinopel atau Roma. Kemudian ia mengambil kotak yang ada hiasannya, ia mengeluarkan surat dari katak tersebut, ia berkata: Abdullah Berkata, ”Pada saat kami sedang menulis di sisi Rasulullah SAW, tiba-tiba Rasulullah SAW ditanya, manakah di antara dua kota yang akan ditaklukkan pertama, Konstantinopel atau Roma. Rasulullah SAW bersabda: مَدِينَةُ هِرَقْلَ تُفْتَحُ أَوَّلاً يَعْنِي قُسْطَنْطِينِيَّةَ ”Kota Heraklius yang akan ditaklukkan pertama—yakni Konstantinopel.” (HR. Ahmad) Ketika Rasulullah SAW ditanya tentang penaklukkan dua kota, Konstantinopel dan Rumiyah—yaitu Roma ibu kota Italia—beliau tidak menafikan (membantah) penaklukkan Roma. Namun beliau hanya mengatakan bahwa Konstantinopel akan ditaklukkan pertama. Ini menunjukkan bahwa Roma akan ditaklukkan setelahnya. Sementara hingga saat ini, Roma belum ditaklukkan oleh kaum Muslim. Dengan demikian, hadits ini merupakan bisyârah (kabar gembira), bahwa kaum Muslim akan menaklukkan ibu kota Italia tersebut. Dan tidak terbayangkan bahwa kaum Muslim akan menaklukkannya sebelum kembalinya Khilafah yang menghidupkan kembali jihad di jalan Allah dan penaklukkan kota (melakukan futuhat). Keempat. Dari Nu’man bin Basyir, dari Hudzaifah radhiyallahu ’anhu berkata: Rasulullah SAW bersabda: تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ ثُمَّ سَكَتَ “Akan ada fase kenabian di tengah-tengah kalian. Dengan kehendak Allah, ia akan tetap ada, kemudian Dia akan mengakhirinya, jika Dia berkehendak untuk mengakhirinya. Kemudian akan ada fase Khilafah berdasarkan metode kenabian. Dengan kehendak Allah, ia akan tetap ada, kemudian Dia akan mengakhirinya, jika Dia berkehendak untuk mengakhirinya. Kemudia akan ada fase penguasa yang zalim. Dengan kehendak Allah, ia akan tetap ada, kemudian Dia akan mengakhirinya, jika Dia berkehendak untuk mengakhirinya. Lalu akan ada fase penguasa diktator. Dengan kehendak Allah, ia akan tetap ada, kemudian Dia akan mengakhirinya, jika Dia berkehendak untuk mengakhirinya. Selanjutnya akan datang kembali Khilafah berdasarkan metode kenabian. Kemudian belia SAW diam.” (HR. Ahmad dan Ath-Thabarani) Hadits ini menjelaskan bahwa Khilafah akan tegak kembali setelah fase penguasa yang zalim (mulkan ’adhan), dan fase penguasa diktator (mulkan jabariyan). Dan Khilafah yang akan tegak itu adalah Khilafah ‘ala minhaji an-nubuwah, Khilafah yang sesuai dengan metode kenabian, yakni Khilafah yang menilai dirinya seperti Khilafah pada masa Khulafaur Rasyidin. Sehingga dengan izin Allah, Khilafah yang akan tegak adalah Khilafah Rasyidah. Inilah jawaban untuk pertanyaan masalah pertama. Sedangkan jawaban untuk pertanyaan masalah kedua adalah sebagai berikut: Sesungguhnya, sekalipun hadits-hadits an-nabawiyah asy-syarîfah menyebutkan bahwa Al-Mahdi akan menegakkan Khilafah, maka hal ini tidak menunjukkan bahwa kaum Muslim wajin menunggu Al-Mahdi sampai Al-Mahdi mendirikan Khilafah untuk mereka. Apa yang diwajibkan atas mereka tetap wajib, yaitu menegakkan Khilafah. Menegakkan Khilafah di samping wajib atas Al-Mahdi, wajib pula atas kaum Muslim selain dia. Sehingga, mereka yang masih kental dengan kehidupan beragama, seperti yang digambarkannya, tidak punya hujjah (alasan) yang dapat mereka jadikan dasar untuk berdiam diri, tidak beraktivitas untuk menegakkan Khilafah, hanya dengan mengajukan pernyataan bahwa Al-Mahdi yang akan menegakkan Khilafah, sebagaimana hal itu tampak dengan jelas. Oleh karena itu, mereka yang masih beragama, namun berdiam diri, tidak beraktivitas menegakkan Khilafah, maka mereka berdosa, akibat sikapnya yang berdiam diri, tidak berbuat apa-apa, dan Allah juga akan meminta pertanggungjawaban mereka atas sikap diamnya ini. Konsekwensinya, jika mereka mati sebelum tegaknya Khilafah, maka ia mati seperti matinya kaum jahiliyah (mati dalam keadaan berdosa). Sebab, ada riwayat dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ’anhu yang berkata: Aku telah mendengar Rasulullah SAW bersabda: مَنْ خَلَعَ يَدًا مِنْ طَاعَةٍ لَقِيَ اللَّهَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا حُجَّةَ لَهُ وَمَنْ مَاتَ وَلَيْسَ فِي عُنُقِهِ بَيْعَةٌ مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً “Siapa saja yang melepaskan ketaatan, maka ia akan bertemu Allah pada hari kiamat tanpa memiliki hujjah. Dan siapa saja yang meninggal sedang di pundaknya tidak ada baiat, maka ia mati seperti mati jahiliyah (dalam keadaan berdosa).” (HR. Muslim). Sementara itu, orang yang selamat dari mati jahiliyah adalah orang-orang yang beraktivitas menegakkan Khilafah. Oleh karena itu, wahai orang-orang yang masih beragama waspadalah agar jangan sampai kalian mati jahiliyah, yang tentu kalian tidak menginginkannya. Ini yang pertama. Kedua, sesungguhnya hadits-hadits an-nabawiyah asy-syarîfah tidak secara mutlak menyebutkan bahwa Al-Mahdi yang akan menegakkan Khilafah, karena banyak sekali hadits yang meriwayatkannya. Sedangkan, masing-masing hadits yang disebutkan semuanya menunjukkan bahwa Al-Mahdi adalah seorang Khalifah yang baik dan memerintah dengan adil. Misalnya sabda Rasulullah SAW: الْمَهْدِيُّ مِنِّي أَجْلَى الْجَبْهَةِ أَقْنَى اْلأَنْفِ يَمَْلأُ اْلأَرْضَ قِسْطًا وَعَدْلاً كَمَا مُلِئَتْ جَوْرًا وَظُلْمًا يَمْلِكُ سَبْعَ سِنِينَ “Al-Mahdi itu dari keturunanku, wajahnya tampan, dan hidungnya mancung. Ia akan memenuhi bumi dengan kebaikan dan keadilan. Dimana sebelumnya, bumi dipenuhi dengan kekejaman dan ketidak adilan. Dan ia berkuasa selama tujuh tahun.” (HR. Abu Dawud) Sehingga, dalam hal ini, nama nash yang mereka jadikan dalil bahwa Al-Mahdi yang akan menegakkan Khilafah? Justru kami memiliki nash yang menolak pemahaman bahwa Al-Mahdi yang akan menegakkan Khilafah. Dan nash ini menjelaskan bahwa Al-Mahdi akan menjadi Khalifah setelah meninggalnya Khalifah sebelumnya. Sehingga, ini menegaskan bahwa Khilafah akan tegak sebelum Al-Mahdi menjadi Khalifah. Al-Mahdi adalah Khalifah yang menggantikan Khalifah sebelumnya dalam daulah Khilafah Rasyidah yang—tidak lama lagi—akan datang (berdiri) dengan izin Allah. Sekali lagi, ini menegaskan bahwa Al-Mahdi bukan orang yang menegakkan Khilafah. Dengan begitu, gugurlah hujjah (alasan) mereka untuk berdiam diri, tidak beraktivitas, dan hanya menunggu Al-Mahdi, yang menurut klaim mereka bahwa Al-Mahdi inilah yang akan menegakkan Khilafah untuk mereka. Diriwayatkan bahwa Ummu Salamah radhiyallahu ’anha berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: يَكُونُ اخْتِلافٌ عِنْدَ مَوْتِ خَلِيْفَةٍ فَيَخْرُجُ رَجُلٌ مِنْ بَنِي هَاشِمٍ فَيٌّاتِي مَكَّةَ، فَيَسْتَخْرِجُهُ النَّاسُ مِنْ بَيْتِهِ بَيْنَ الرُّكْنِ وَالمَقَامِ، فَيُجَهَّزُ إليهِ جَيْش مِنَ الشَّامِ حَتَّى إذَا كَانُوا بالبَيْدَاءِ خُسِفَ بِهِمْ، فَيَأتِيْهِ عَصَائِبُ العِرَاقِ وأبْدَالُ الشَّامِ: ويَنْشئا رَجُلٌ بالشَّامِ أَخْوالُهُ مِنْ كَلْبٍ، فَيُجَهَّزُ إليهِ جَيْش، فَيَهْزِمُهُمُ الله، فَتَكُونُ الدَّائِرَةُ عَلَيْهِمْ، فَذَلِكَ يَوْمُ كَلْبٍ، الخَائِبُ مَنْ خَابَ مِنْ غَنِيْمَةِ كَلْبٍ، فَيَسْتَفْتِحُ الكُنُوزَ، وَيَقْسِمُ أَلامْوَالَ وَيُلْقِي إلاسْلاَمُ بِجَرَانِهِ ِإلى أَلارْضِ، فَيَعِيْشُونَ بِذَلِكَ سَبْعَ سِنينَ أو قال: تِسْعَ. “Terjadi perselisihan ketika meninggalnya seorang Khalifah. Kemudian, seorang dari Bani Hasyim (Al-Mahdi) keluar pergi ke Makkah. Masyarakat membawanya (Al-Mahdi) keluar rumah menuju antara ar-rukn (hajar aswad) dan al-maqâm (maqam Ibrahim ‘alaihissalam). Sementara, dari Syam telah disiapkan pasukan untuk menyerangnya, namun ketika mereka berada di al-Baida’ (sebuah tempat antara Makkah dan Madinah), mereka semua ditenggelamkan (oleh Allah). (Melihat karamahnya itu), beberapa kelompok dari Irak, dan para wali (Abdal) dari Syam mendatanginya (untuk berbaiat). Seseorang di Syam yang ibunya dari Bani Kalb, menyiapkan pasukan untuk menyerangnya, kemudian Allah-pun mengalahkan mereka, sehingga bencana pun menimpa mereka, maka hari itu merupakan hari kekalahan bagi Bani Kalb. Bahkan, orang yang menyesal adalah orang yang tidak berhasil mendapatkan ghanimah (harta rampasan perang) Bani Kalb. Kemudian, ia (Al-Mahdi) membuka berbagai harta simpanan, membagi-bagi harta, menyampaikan (mendakwahkan) Islam ke wilayah-wilayah sekitarnya. Masyarakat hidup bersama (Al-Mahdi) itu selama tujuh tahun, atau sembilan tahun.” (HR. Ath-Thabarani dalam Al-Ausath, Al-Haitsami menyebutnya dalam Majma’uz Zawâij, ia berkata “semuanya rawinya adalah para rawi yang shahih). Hadits ini disepakati oleh para rawi hadits dan pensyarahnya bahwa Khalifah yang dimaksud dalam hadits ini adalah Al-Mahdi (Imam Mahdi). Hadits ini merupakan nash yang sharîh (gamblang) bahwa Khalifah (Imam Mahdi) ini datang menggantikan Khalifah sebelumnya, “Terjadi perselisihan ketika meninggalnya seorang Khalifah. Kemudian, seorang dari….” Dengan demikian, Imam Mahdi bukan orang yang akan menegakkan Khilafah, dan ia juga bukan Khalifah pertama dalam negara Khilafah Rasyidah—yang tidak lama lagi—akan tegak dengan izin Allah. Sehingga yang tersisa di depan setiap orang Muslim adalah kekhawatiran dan ketakutan dari mati jahiliyah, mati dalam keadaan berdosa. Oleh karena itu, tidak ada jalan lain, selain bangkit dengan penuh semangat beraktivitas untuk menegakkan kembali Khilafah, dan mengangkat seorang Khalifah. Wallahu a’lam bish-shawab





VALENTINE = HARAM

11 02 2010
“Misi utama kita bukanlah menjadikan kaum Muslimin beralih agama menjadi orang Kristen atau Yahudi, tapi cukuplah dengan menjauhkan mereka dari Islam… Kita jadikan mereka sebagai generasi muda Islam yang jauh dari Islam, malas bekerja keras, suka berfoya-foya, senang dengan segala kemaksiatan, memburu kenikmatan hidup, dan orientasi hidupnya semata untuk memuaskan hawa nafsunya…”

Kalimat di atas adalah cuplikan kata-kata Samuel Zwemmer, seorang tokoh Yahudi, dalam pidatonya pada Konferensi Missi di Yerussalem, 1935.

Propaganda Yahudi telah merebak luas ke seluruh penjuru dunia, menyerang pemikiran semua umat, tak terkecuali Islam. Generasi Islam-lah yang paling gencar dibuat lupa akan syari’at agamanya sendiri, sehingga akhirnya terjerumus ke lembah hitam.

Salah satu moment yang digunakan oleh kaum Yahudi untuk menghancurkan akidah generasi muda Islam adalah budaya-budaya bid’ah yang dikemas menarik dan modern, sehingga selalu diperingati setiap tahun. Sebagai contoh adalah Valentine’s Day (VD) atau yang dikenal dengan Hari Kasih Sayang. Anehnya, semua orang di penjuru dunia ini sekan terbius dengan budaya tak berdasar itu. Mall, kafe, televisi, dan pusat-pusat keramaian di kota semarak memperingatinya dengan memajang properti atau gambar-gambar berbentuk hati, pita-pita dan aksesoris berwarna merah jambu, bunga mawar, dan cokelat yang merupakan barang khas VD. Selain itu ada satu maskot yang dikenal sebagai lambang VD yaitu seorang anak telanjang bersayap yang memegang panah, dikenal dengan nama Cupid, seperti tanmpak dalam gambar. Sebagian besar kaum muda Islam mungkin larut dalam ritual tahunan ini, padahal banyak fakta gelap di balik VD dan bahkan haram merayakanya.

1. VD adalah sebuah mitos yang tak berdasar

VD konon berasal dari kisah hidup seorang Santo (orang suci dalam Katolik) yang rela menyerahkan nyawanya demi cinta orang lain. Nama orang tersebut adaah Santo Valentinus. Namun sejarah gereja sendiri tidak menemukan siapa sesungguhnya sosok Santo Valentinus. Bahkan banyak yang mengakui bahwa kisah ini tidak berdasar dan diyakini hanya merupakan mitos atau dongeng belaka. Gereja sebenarnya telah mengeluarkan surat larangan bagi pengikutnya untuk ikut-ikutan merayakan ritual tak berdasar ini, walaupun dahulu ada beberapa pendeta yang malah melanggengkan ritual adopsi Lupercalian Festival ini dengan “bungkus kekristenan”, di antaranya adalah Kaisar Konstantin sebagai Paus Pertama dan Paus Gregory I. Bahkan Paus Gelasius I (496 M) menjadikan Lupercalian Festival sebagai perayaan gereja dengan memunculkan mitos Santo Valentinus yang meninggal pada tanggal 14 Februari.

Saat ini ada tiga versi tentang cerita orang yang dianggap bernama Valentine yang meninggal pada tanggal 14 Februari. Seorang diantaranya dilukiskan sebagai orang yang mati pada masa kekuasaan Kaisar Romawi, namun ini pun tidak pernah dijelaskan secara detail siapa sesungguhnya tokoh St. Valentine yang dimaksud. Juga dengan kisahnya yang tak pernah diketahui ujung pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda. Tiga nama Santo yang menjadi martir tersebut adalah seorang Pastur di Roma, seorang uskup Interamna (modern Terni), dan seorang martir di provinsi Romawi Afrika. Hubungan ketiganya dengan Hari Valentine juga tidak jelas.

2. VD telah diadopsi menjadi budaya gereja

Banyak yang percaya dan yakin bahwa Hari Valentine merupakan salah satu hari raya agama Kristen, bahkan mengagungkannya setelah natal. Namun ada beberapa yang menyatakan bahwa Hari Valentine sama sekali tidak ada dalam Injil, baik Injil Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Hari Valentine merupakan hasil adopsi Lupercalian Festival yang dilakukan oleh Paus Gelasius, yang sebenarnya telah dihapus oleh gereja pada tahun 1960-an. Pengapdosian tradisi dan kepercayaan Paganisme di Roma ini dilakukan oleh para penginjil agar masyarakat kota tersebut mau menerima kekristenan. Usaha ini tidak sia-sia, terbukti dengan diterimanya Kristen sebagai agama resmi Kekaisaran Romawi dalam masa Kekaisaran Konstantin.

3. Berasal dari ritual kaum Pagan Roma

Hari Valentine sesungguhnya telah diadopsi dari suatu ritual menjijikkan kamu Pagan di Roma, yang dinamakan Lupercalian Festival. Perayaan itu selalu berlagsung setiap tahun pada tanggal 13-18 Februari dan mencapai puncaknya tanggal 15 Februari. Dua hari pertama dipersembahkan untuk Dewi Cinta bernama Juno Februata. Pada tanggal 13 Februari pagi hari, pendeta tertinggi Pagan Roma mengumpulkan pemuda dan pemudi di kuil pemujaan. Mereka dipisah dalam dua barisan dan sama-sama menghadap altar utama. Semua nama perempuan muda ditulis dalam lembaran-lembaran kecil. Satu lembaran berisi satu nama. Lembaran-lembaran kecil tersebut kemudian dimasukkan dalam suatu wadah mirip kendi besar atau ada juga yang menyebutnya dimasukkan dalam wadah mirip botol besar.

Setelah itu sang pendeta yang memimpin upacara tersebut mempersilakan para pemuda maju satu per satu untuk mengambil satu nama gadis yang ada di dalam wadah secara acak, hingga wadah tersebut kosong. Setiap nama gadis yang terambil, maka gadis tersebut harus bersedia menjadi kekasih sang pemuda yang telah mengambilnya dan berkewajiban melayani segala yang diinginkan sang pemuda tersebut selama setahun hingga Lupercalian Festival tahun depan.

Malam tanggal 14 dan 15 mereka bebas berbuat apa saja, mengumbar syahwat tanpa ikatan pernikahan. Pada tangal 15 mereka kembali mendatangi kuil pemujaan untuk memanjatkan do’a kepada Dewa Lupercalia agar dilindungi dari gangguan serigala dan roh jahat. Dalam upacara ini, pendeta membawa dua ekor kambing dan seekor anjing yang kemudian disembelih di atas altar sebagai persembahan kepada Dewa Lupercalia atau Lupercus. Persembahan ini kemudian diikuti dengan ritual meminum anggur.

Setelah itu para pemuda mengambil satu lembar kulit kambing yang telah tersedia dan berlari di jalan-jalan kota sambil diikuti oleh para gadis. Para gadis berlomba-lomba mendapat sentuhan kulit kambing terbanyak dan para pemuda berlomba-lomba untuk dapat menyentuh gadis sebanyak-banyaknya. Para gadis percaya bahwa semakin banyak mereka tersentuh kulit kambing maka akan bertambah cantik dan subur.

5. Ada tangis di balik cokelat Valentine

Kisah ini diungkap oleh sebuah situs independen Amerika Serikat, Democrazy Now! Situs ini tepat pada tanggal 13 Februari 2004 memuat headline berjudul The Dark Side of Valentine’s Day-Ties Between the Chocolate Industry and Child Slavery (SIsi Gelap Antara Hari Valentine dengan Perbudakan Anak) yang merupakan sebuah artikel hasil wawancara antara jurnalis kawakan Amerika, Amy Goodman dengan Melissa Schweisguth, salah seorang koordinator Exchange Trade Fair.

Pada intinya bahwa 70% kokoa yang merupakan bahan dasar pembuatan makanan cokelat itu berasal dari Afrika Barat dengan 42%nya berasal dari daerah Pantai Gading. Afrika Barat merupakan penghasil kokoa terbesar dunia, terutama bagi produsen-produsen cokelat seperti M&M atau Mars. Faktanya, terdapat lebih dari 284.000 anak-anak kecil yang dipekerjakan di sana dengan kondisi dan upah yang jauh dari standar minimal. Awalnya temuan ini disangkal oleh industri di sana, namun karena berbagai tekanan yang ada dari lembaga pemantau keselamatan anak dan juga dari berbagai LSM dunia, maka mereka akhirnya menerima adanya permasalahan itu dan berjanji akan melakukan “rencana perbaikan”, namun yang disebut sebagai “rencana perbaikan” itu ternyata tidak melingkupi standar gaji dan standar hidup yang layak bagi anak-anak pekerja tersebut.

6. VD adalah sebuah tradisi jahiliyyah modern

Jahl, menurut Ibnu Taimiyyah berarti “yang tidak memiliki atau tidak mengikuti ilmu.” Selanjutnya, “Orang yang tidak tahu haq (kebenaran) adalah jahil ringan. Dan jika ia meyakini sesuatu sesuatu yang bertentangan dengan haq sebagai suatu kebenaran, maka ia disebut jahil murakkab (tolol kuadrat). Sama halnya, orang yang mengamalkan sesuatu yang bertentangan dengan haq, ia disebut jahil sekalipun orang tersebut tahu bahwa yang diamalkannya itu bertentangan dengan haq.

Al-Qur’an tidak mendefinisikan istilah jahiliyyah dalam pemaknaan ruang dan waktu, tetapi lebih kepada pemaknaan akidah dan sikap hidup umat-Nya. Muhammad Quthb dalam kitab Ru’yah Islamiyah liahwalil ‘Alamil Mu’ashir (Darul Wathon li an-nasyari, 14411 H/1991 M) yang diterbitkan oleh edisi Indonesianya oleh Yayasan SIDIK pada April 1996 menegaskan: “Jahiliyyah tidak terbatas pada zaman dan tempat serta komunitas atau bangsa tertentu. Ia menyangkut tashawwur tertentu dan suluk tertentu. Ia merupakan persepsi dan pola sikap. Kapan dan di mana saja terdapat tashawwur dan suluk jahiliyyah, maka dia adalah jahiliyyah, tidak peduli pada zaman, tempat, dan bangsa apa saja.

Hari Valentine meski dibungkus dengan cokelat, bunga, dan hiasan-hiasan yang menarik hati, sesungguhnya ia adalah adopsi dari budaya mengumbar syahwat milik kaum Pagan Roma, Lupercalian Festival, yang tidak ada dasarnya sama sekali. Inilah salah satu bentuk kejahiliyyahan modern. Siapa pun yang merayakannya dengan dalih apa pun, maka ia telah melakukan suatu bentuk kebodohan (al-jahl) dan pantas diberi gelar sebagai kaum jahiliyyah.

7. VD haram hukumnya

Berpartisipasi sekecil apa pun dalam perayaan Valentine, bahkan sekedar mengucapkannya, adalah haram hukumnya. Inilah dalil-dalil yang secara jelas mengharamkan Valentine.

Allah berfirman dalam QS. Al Maaidah ayat 51 yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesnungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang dzalim.“

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawaban.” (QS. Al Isra’ : 36)

Rasulullah SAW dalam suatu haditsnya yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Imam Ahmad dari Ibnu Umar menyatakan, “Barangsiapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut.”

“Barangsiapa melakukan amal yang tiada didasari perintahku (Qur’an dan Sunnah), maka amal perbuatannya tertolak.” (HR. Ahmad)

sumber: anggan-81.blog.friendster.com





Sebuah Renungan

8 02 2010

Ketika Allah memerintahkan kita sholat, kita segera melaksanakannya
Ketika Allah memerintahkan kita berpuasa, kita segera melaksanakannya
Ketika Allah melarang kita memakan babi, kita segera meninggalkannya.

Lalu kenapa ketika Allah memerintahkan kita untuk menerapkan hukum hukum-Nya, kita abaikan?
Lalu kenapa ketika Allah memerintahkan kita melaksanakan sistem ekonomi berdasarkan hukum hukum-Nya, kita tidak menunaikannya?
Begitupun ketika Allah memerintahkan kita untuk melaksanakan sistem pemerintahan berdasarkan hukum hukum-Nya, kita tidak melaksanakannya?

Bukankah kita tahu bahwa HANYA dengan hukum hukum-Nya kehidupan kita akan menjadi lebih baik dan mendapatkan kebahagiaan didunia dan diakhirat?
Bukankah kita juga tahu bahwa tanpa sistem pemerintahan Islam yang mampu mempersatukan ummat yakni Khilafah, ummat ini akan menjadi lemah dan hina?

Palestina, Iraq, Afghanistan dll menjadi tidak berdaya untuk membela kehormatan mereka.

Mengapa….
Mengapa seruan-seruan Allah itu tidak didengar.

Dimanakah ketaatan total kita kepada Allah SWT, yang menghidupkan dan mematikan kita?
Layakkah kita dengan sikap seperti itu, kita mendambakan kemuliaan dan kehormatan?